Situs Informasi Tempat Wisata, Sejarah, Dan Seni Budaya Di Kota Cianjur

Wednesday, January 17, 2018

Riwayat Dan Sejarah Nama Kota Cianjur


RIWAYAT DAN SEJARAH NAMA KOTA CIANJUR – Cianjur adalah satu diantara nama daerah yang berada di Jawa Barat. Daerah itu begitu populer karna mempunyai produksi beras yang berkwalitas tinggi serta melimpah. Cianjur dikenal juga masih tetap mempunyai udara serta lingkungan yang asri. Kata Cianjur sendiri adalah kata yang di ambil dari Bhs Sunda yang memanglah adalah bhs ciri khas dari propinsi Jawa Barat. 


Dalam Bhs Indonesia, Cianjur mempunyai makna ‘banyak air’. Tetapi, berlainan dengan orang-orang yang hidup didaerah itu kalau nama Cianjur nyatanya mempunyai cerita histori sendiri. Lantas bagaimana cerita itu? 

Pada zaman dulu hiduplah seseorang petani yang berhasil serta kaya raya. Ia mempunyai sawah serta perkebunan yang luas juga hasil panen yang senantiasa melimpah. Untuk mengurusi pertaniannya itu, ia memburuhkannya pada warga sekitaran supaya kerjakan serta membuat lahan yang ia punyai itu. Tetapi, sayangnya sang petani kaya mempunyai sifat yang kikir. Walau mempunyai harta yang melimpah, ia tidak meskipun ingin menolong orang yang lain yang alami kesulitan oleh karenanya warga mengatakannya jadi petani kikir. 

Petani itu mempunyai seseorang putra yang bernama Tetep. Untung saja Tetep tidak mewarisi sifat kikir dari ayahnya. Ia yaitu seseorang pemuda yang begitu baik hati dan penolong. Ias seringkali menolong orang yang lain tanpa ada sepengetahuan ayahnya sebab ayahnya itu juga akan memarahinya. 

Menurut keyakinan warga setempat jika waktu musim panen tiba jadi baiknya dikerjakan acara syukuran jadi sinyal rasa bersukur pada Tuhan berdasar hasil panen yang diperoleh serta jika tidak dikerjakan jadi hasil panen beikutnya juga akan tidak berhasil. 

Mendengar hal itu petani kikir takut hal tersebut juga akan berlangsung oleh sebaa itu dengan sangat terpaksa petani kikir membuat acara syukuran dengan mengundang warga sekitaran untuk makan dengan. Warga begitu suka ketahui hal itu serta menduga kalau petani kiki sudah beralih jadi seorang yang murah hati serta beberapa wargapun berbondong- bondong mendatangi rumah petani itu. 



Sesampainya dirumah petani kikir, alangkah kecewanya warga sebab makanan yang disajikan nyatanya sangat sedikit hingga banyak warga yg tidak memperoleh makanan. Diluar itu makanan yang dihidangkan sangat sederhana jauh dari hasil panen yang dibuat oleh petani kikir itu. satu saat ada seseorang nenek tua datang karna lihat tengah dikerjakan acara. 

Nenek tua itu sudah lakukan perjalanan jauh serta terasa lapar lantas ia akan memohon makanan pada petani kikir. Tetapi bukannya makanan yang didapat, nenek tua itu jadi memperoleh caci maki dari petani kikir serta mengusirnya. Lihat hal itu Tetep terasa begitu iba pada nenek tua serta memberi jatah makannya. Nenek tua itupun begitu sedih tetapi ia terharu pada perilaku putra petani itu. Nenek tua meneruskan kembali perjanalannya sampai tiba di atas bukit dna lihat rumah petani kikir yang megah dari terlalu jauh. 

Ia juga memohon doa pada yang maha kuasa supaya petani kikir itu memperoleh pelajaran. Ia juga menancapkan tongkat kayu dalam tanah serta dari tanah itu mengalirlah air yang lama- lama makin deras serta mulai menggenangi desa tempat petani kikir itu ada. Beberapa warga serta Tetep melarikan diri supaya tidak terbenam tetapi petani kikir itu malah masuk kedalam rumah untuk menyelamatkan harta bendanya. Desa merekapun terbenam serta beberapa warga mesti beralih rumah. Sedang petani kiki tewas terbenam dengan harta yang ia cintai. 

Sesampainya disuatu daerah yang baru, beberapa warga bangkit membuat desa tempat ia tinggal serta Tetep diangkat jadi kepala desa. Beberapa warga begitu suka serta mematuhi semuanya saran Tetep. Tetep senantiasa berikan nasehat serta pelajaran bagaimana caranya bertani dari pengalaman ayahnya. Desa baru merekapun maju serta sejahtera. Keran Tetep sang kepala desa seringkali memberi saran jadi beberapa warga menamakan desa itu jadi desa Saran yang lalu lama-lama itu jadi desa Cianjur.

No comments:

Post a Comment